Memahami Timnas Israel Sebagai Konstitusi Bukan Tendensius Politik Identitas

· | JOE HOO GI | 28/03/2023
Memahami Timnas Israel Sebagai Konstitusi Bukan Tendensius Politik IdentitasPerlu kita sadari betapa malunya kita sebagai bangsa sebab beberapa negara Islam saja telah menyatakan kesediaan sebagai tempat penyelenggaraan U-20 apabila Indonesia menolak Timnas Israel seperti Sudan dan Qatar

JOEHOOGI.COM - Sebagai bangsa Indonesia tentunya kita sangat bangga ketika Indonesia telah ditunjuk menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20. Tapi dalam perjalanan  mengikuti perkembangan U-20 khususnya pada saat saya mendengar Timnas Israel lolos dan menjadi peserta U-20, saya menjadi berpikir apakah dengan lolosnya Timnas Israel tersebut akan menimbulkan kesulitan bagi Pemerintah Indonesia atau sebaliknya?

Dasar pertanyaan saya tersebut diatas dikarenakan kemungkinan adanya penolakan dari sekelompok Ormas Islam yang telah sejak awal menyatakan tidak akan setuju jika Timnas Israel berlaga pada putaran U-20.

Persoalan hubungan diplomatik dengan Israel akan menjadi persoalan utama dan penyebab penolakan dikarenakan  mulai sejak era Presiden Soekarno hingga sekarang antara Indonesia dan Israel tidak pernah ada hubungan diplomatik.

Alasan Presiden Soekarno Menolak Timnas Israel

Di jaman Presiden Soekarno penolakan terhadap Timnas Israel dinyatakan secara tegas dengan  tidak diundangnya Timnas Israel pada penyelenggaraan Asian Games Ke-IV Tahun 1962. 

Ada tiga pertimbangan Presiden Soekarno tidak mengundang Israel. Pertama, Alinea pertama UUD 45 yang merupakan pembelaan terhadap Palestina. Kedua, Presiden Soekarno membutuhkan dukungan 14 negara tetangga Palestina terkait  pengembalian Irian Barat kepangkuan Ibu Pertiwi. Ketiga, Keberhasilan strategi Presiden Soekarno dengan menggunakan dasar tersebut dapat dibuktikan dengan kembalinya Irian Barat kepangkuan Ibu Pertiwi pada tanggal 1 Mei 1963.

Jadi pertimbangan dan strategi penolakan oleh Presiden Soekarno kepada Timnas Israel adalah Geo Politic International sebagai dukungan Geo Politic National. Tapi untuk sekarang penolakan kepada Timnas Israel muncul sebagian besar atas dasar kepentingan ambisius tendensius politik 2024. 

Solidaritas Muslim Untuk Bangsa Palestina

Penolakan yang sangat kental dengan eksploitasi solidaritas muslim yang pada giliranya penolakan dapat diartikan sebagai pembelaan terhadap Palestina karena adanya anggapan bahwa konflik antara Palestina dengan Israel adalah persoalan Agama. Cerminan tentang hal diatas dapat kita lihat dari penolakan oleh beberapa ormas seperti Persaudaraan Alumni 212, PA 212, FPI, MUI dan PKS.

Betapa Geo Politic International sekarang tidak serta-merta kita anggap sama seperti pada era Presiden Soekarno. Bahkan sejak era Suharto hingga sekarang kondisi Geo Politic International telah berubah. walaupun tidak secara terbuka Indonesia telah berhubungan dengan Israel. Hubungan diplomatik tersebut dilakukan dengan involment negara lain sebagai mediator.

Pada bulan Maret 2022 yang lalu perwakilan Knesset, parlemen Israel hadir dalam kegiatan sidang Inter Parliamentery Union Ke-144 yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali. Kedatangan Parlemen tersebut di Nusa Dua tidak menjadikan gelombang penolakan seperti pada Piala Dunia U-20 yang merupakan perhelatan  Federasi Asosiasi Sepakbola Dunia ( FIFA ) sekarang ini.

Dubes Palestina Tidak Keberatan

Zuhair Al Shun, Duta Besar Palestina untuk Indonesia dalam Konferensi Pers di Kedutaan Palestina Jakarta menyatakan tidak keberatan apabila Timnas Israel bertanding di Indonesia.  

Perlu kita sadari betapa malunya kita sebagai bangsa sebab beberapa negara Islam saja telah menyatakan kesediaan sebagai tempat penyelenggaraan U-20 apabila Indonesia menolak Timnas Israel seperti Sudan dan Qatar.

Persepakbolaan Indonesia akan di blacklist oleh FIFA yang kosekuensinya persepakbolaan Indonesia tidak akan dapat berpartisipasi kedalam kancah internasional termasuk kemungkinan besar Indonesia tidak akan dapat menjadi peserta Piala Dunia U-20 2023.

Catatan Penutup

Akhirulkalam, penolakan Timnas Israel merupakan hal yang tendensius politis di luar nalar konstitusi. Pertama, marilah kita berpikir rasional untuk mampu membedakan persoalan konstitusi an-sich dengan politik identitas an-sich. Kedua, sebagaimana disampaikan oleh Akmal Marhali yang merupakan Kordinator Save Our Soccer dan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan  mengatakan tidak ada alasan menolak Timnas Israel. Ketiga, pemerintah harus segera mengurai pro dan kontra yang ada dan meyakinkan FIFA bahwa piala dunia dapat digelar di Indonesia baik dengan cara melobi kepada FIFA maupun lainnya. (R. Roland Anziano, SH)Follow JOE HOO GI








Baca Lainnya

    Artikel Terkait