Kaleidoskop 2020 Awal Pandemik Mengubah Tatanan Sosial Dunia

· | JOE HOO GI | 30/12/2020
Kaleidoskop 2020 Awal Pandemik Mengubah Tatanan Sosial DuniaPandemik virus Corona ini telah mengubah tatanan berbagai aspek kehidupan manusia di negara-negara berbagai belahan dunia tanpa terkecuali. Bahkan pandemi ini tidak hanya mengubah pola perilaku kebiasaan manusia, tetapi juga berdampak pada perubahan tatanan adat-istiadat dan hingga sampai kepada ritual keagamaan

JOEHOOGI.COM - Sepanjang Indonesia merdeka, maka baru pertama kali ini pada tahun 2020 telah dimulai kembali sebagai awal tumbuhnya virus Corona sebagai penyakit menular secara pandemik yang dampak penularannyanya telah mengancam kesehatan manusia di seluruh negara di dunia tanpa ada yang dikecualikan. Bahkan ketika tulisan ini saya tulis tampaknya masih belum ada tanda-tanda kapan pandemi akan berakhir.

Pandemik sebelum virus Corona tercatat pada tahun 1920 kehidupan manusia di dunia dihebohkan oleh virus Influenza atau Flu Spanyol yang telah merenggut nyawa jutaan manusia di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Hindia Belanda tercatat lebih dari 4,6 juta nyawa manusia meregang oleh virus Influenza.

Meskipun beberapa kali dunia pernah dihantam berbagai virus penyakit menular berbahaya tapi dampaknya hanya sebatas wabah endemik dan epidemik. Hanya pada tahun 2020, virus Corona telah menjadi wabah pandemik yang sebelumnya pada tahun 1920 pandemik Influenze pernah meluluhlantakkan kehidupan manusia di dunia.

Pandemik virus Corona ini telah mengubah tatanan berbagai aspek kehidupan manusia di negara-negara berbagai belahan dunia tanpa terkecuali. Bahkan pandemi ini tidak hanya mengubah pola perilaku kebiasaan manusia, tetapi juga berdampak pada perubahan tatanan adat-istiadat dan hingga sampai kepada ritual keagamaan.

Beberapa catatan penting bersejarah dalam kaleidoskop 2020 menurut saya sangat berbeda dengan kaleidoskop pada tahun-tahun sebelumnya. Sebab kaleidoskop 2020 merupakan awal tahun dalam seumur hidup manusia sekarang, tampaknya belum pernah merasakan perubahan yang signifikan terhadap tatanan berbagai aspek kehidupan manusia akibat dampak pandemik virus Corona.

Beruntunglah pandemik virus Corona ini terjadi di era tekhnologi internet yang sudah merebak di setiap  kehidupan manusia di dunia. Saya tidak bisa membayangkan jika pandemik virus Corona ini terjadi sebelum tekhnologi informasi ditemukan seperti sekarang. 

Ketika anak-anak sekolah harus diliburkan dalam batas waktu yang tidak ditentukan akibat pandemi virus Corona,sebagai pengantinya tekhnologi internet telah menghubungkan secara online anak-anak kepada para gurunya cukup kegiatan belajar mengajar dialihkan di dalam rumah masing-masing tanpa harus lagi berkumpul dalam ruangan kelas sekolah. 

Tidak hanya anak sekolah dan mahasiswa yang kena imbas dari pandemi virus Corona, tetapi berbagai pertemuan acara seminar, khotbah dan berbagai acara yang biasanya dihadiri orang banyak kini dialihkan secara online melalui teleconference,. Bahkan berkunjung atau membesuk orang sakit pun cukup melalui telephone atau video call.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana pandemik virus Corona ini terjadi di tahun-tahun ketika tekhnologi internet belum menjamur seperti sekarang ini? Lantas methode yang bagaimana diterapkan oleh Pemerintah agar kegiatan belajar mengajar dapat diterapkan tanpa harus berkumpul di dalam kelas sekolah? Tentunya kendala ini sangat sulit untuk ditemukan solusi jawabannya kecuali kegiatan belajar mengajar di sekolah benar-benar stagnan secara total.

Baru pertama kali dalam sejarah seumur hidup manusia sekarang, dunia pariwisata mengalami stagnan. Obyek-obyek wisata sudah mulai ditinggalkan para wisatawan. berbagai layanan hotel di berbagai negara pun mengalami keterpurukan yang signifikan. Berbagai jenis armada umum pun mengalami kolep dan mau tidak mau harus dipaksa berhenti operasi. Sedikitnya armada yang turun ke jalan dan tidak beroperasinya mesin industrial juga turut berimbas kepada berkurangnya permintaan dan penjualan bahan bakar minyak.

Pandemik virus Corona juga telah mengubah secara total tatanan adat istiadat dan ritual keagamaan. Silahturahmi yang biasanya ditandai dengan berjabat tangan dan saling berdekatan akhirnya harus tertunda dengan diterapkan social distancing dan physical distancing sebagai sikap yang diharuskan untuk menghambat penularan virus Corona yang lebih meluas.

Banyak tempat peribadatan seperti masjid, gereja dan vihara di berbagai negara di dunia, termasuk ibadah haji dan umroh harus ditunda atau ditutup untuk sementara waktu  hingga batas waktu yang tidak dapat ditentukan akibat dari upaya untuk memutus mata rantai penularan virus Corona.

Kita hanya dapat berharap pada akhir tahun 2020 dengan menyongsongnya tahun baru 2021 semoga badai yang bernama pandemik virus Corona cepat berlalu dari kehidupan manusia di dunia. Semoga vaksinasi sebagai satu-satunya imunisasi menangkal virus Corona yang konon nantinya dimulai secara bertahap dan serentak pada Januari 2021 benar-benar telah mengakhiri kiamat kecil pandemik virus Corona. 

Tetapi apakah kiamat kecil pandemik ini akan betul-betul berakhir pada tahun 2020 ataukah sebaliknya tetap akan berlanjut pada tahun 2021? Sebab ketika tulisan ini saya tulis, kita telah dikejutkan kembali dengan hadirnya mutasi varian baru virus Corona yang berasal dari Inggris sebagai Negara pertama kali ditemukan adanya mutasi varian baru virus Corona. 

Perbedaan Corona dengan mutasi varian baru virus Corona menurut penjelasan Neil Ferguson, ahli epidemiologi penyakit menular dari New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG), bila selama ini virus Corona hanya menularkan pada manusia dewasa saja, sedangkan mutasi varian baru virus virus Corona ini selain menyerang usia dewasa juga dapat menginfeksi pada anak-anak. Wallahu a'lam bish-shawabi.

Follow JOE HOO GI








Baca Lainnya

    Artikel Terkait