Polemik: Intrik AS dan China Dibalik Pilpres 2024

· | JOE HOO GI | 07/02/2023
Polemik: Intrik AS dan China Dibalik Pilpres 2024Tentu saja pengaruh reaktualisasi antara AS dan China pasca 1965. Telah terlihat kembali dalam bayang-bayang Pilpres 2024. Ada jaringan yang mulai terlihat dari para politisi yang pro AS dan pro China

JOEHOOGI.COM - Dalam kesempatan ini ijinkan saya untuk mencoba menganalisis tulisan berjudul Intrik AS dan China Dibalik Pilpres 2024. Dalam beberapa pendekatan diantaranya geopolitik international dan politik lokal. 

Pertama. Pertarungan politik global semenjak Invasi Rusia di Ukraina telah terjadi pada 24 February 2022. Seluruh aliansi NATO dan Uni Eropa telah mengambil jalan asimetrik dengan Rusia. China secara langsung juga mengambil peran mendukung Rusia atas invasi itu. 

Kedua. China memiliki masalah yang nyaris simetrik dengan Rusia yaitu klaim atas Taiwan. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari China. 

Ketiga. Klaim itu sudah tertolak semenjak invasi Rusia atas Ukraina walaupun AS dan Uni Eropa masih memiliki politik satu China yaitu RRC. 

Keempat. Konflik antara China dan AS akan terus berlangsung di sepanjang waktu dilihat dari berbagai sudut pandang. Persaingan ekonomi dan konflik politik terus membayangi terutama soal aktual. 

Kelima. Masalah peluncuran Spy Balloon yang diluncurkan oleh Beijing untuk memata-matai dan mengintimidasi pemerintahan Joe Biden. Walau pada akhirnya ditembak jatuh oleh militer AS. 

Keenam. Perebutan pengaruh di Asia Pasifik terus mencari bentuk apakah akan menjadi wilayah damai atau wilayah konflik mendatang? 

Indonesia adalah negara bangsa yang tidak asing lagi bagi China maupun AS. Pengaruh kedua negara itu senantiasa terus berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Dalam bentuk politik kebijakan dan perluasan ekonomi. Tahun 1965 adalah tahun yang mensinergiskan peran kedua negara AS dan China untuk menancapkan pengaruh di Indonesia. 

Tentu saja pengaruh reaktualisasi antara AS dan China pasca 1965. Telah terlihat kembali dalam bayang-bayang Pilpres 2024. Ada jaringan yang mulai terlihat dari para politisi yang pro AS dan pro China. 

Persoalannya kenapa itu bisa terjadi? Apakah para politisi itu tidak nasionalis? Atau Pemilu terlalu mahal sehingga butuh anggaran yang besar untuk mencalonkan diri sebagai presiden?

Ada fenomena global kontemporer bahwa persaingan AS dan Uni Eropa, satu sisi, serta di lain sisi Rusia dan China, mendeskripsikan dunia dalam polaritas Demokrasi dan Otoriter. Saya berasumsi bahwa negara-negara otoriter itu lebih diuntungkan dalam situasi multipolar. Tapi negara Demokrasi seperti halnya Indonesia akan dirugikan dilihat dari persaingan global. Karena Indonesia tidak menganut blok politik. Indonesia akan berdiri sepanjang dia sanggup.

Rumitnya lagi Pilpres 2024 tidak hanya menjadi milik partai yang berafiliasi ke AS dan China, juga menjadi katalisator rakyat menyampaikan resolusinya. Rakyat akan menjadi penentu hitam putihnya Pilpres 2024.Wassalam. (T. Ipun Nasruddin Syah)

Follow JOE HOO GI








Baca Lainnya

    Artikel Terkait