
Seorang teman terang-terangan bilang bahwa dia benci pada keturunan China. Alasannya karena mereka menguasai perekonomian negara kita. Betapa 90% perekonomian kita telah dikuasai oleh mereka, utamanya oleh Sembilan Naga. Katanya dengan sewot sambil sok tahu apa itu Sembilan Naga.
Bukankah di luar sektor ekonomi sudah kita kuasai secara penuh? Bukankah yang terjadi dari dulu dan sekarang kita tidak pernah memberi kesempatan kepada warga keturunan China di Indonesia kecuali di bidang sektor ekonomi?
Para kepala daerah beserta wakilnya, para ketua DPR, DPR dan para anggotanya dari Sabang sampai Merauke itu semua orang kita. hampir tidak ada yang keturunan China.
Bidang Militer apa lagi. Dari ratusan ribu orang yang bekerja di Hankam dan TNI, nyaris tidak ada yang keturunan China.
Bidang keamanan begitu juga. Dari ratusan ribu orang yang bekerja di Kepolisian ada berapa yang keturunan China? Ada satu Brigjen Polisi keturunan China saja sudah difitnah sebagai anaknya presiden China. Satpam dan Sekuriti juga kita kuasai sepenuhnya. Tidak pernah kita lihat sekuriti peranakan China.
Bidang hukum sami mawon. Siapa yang menguasai Kehakiman dan Kejaksaan? Betapa realitas membuktikan dari masa Kemerdekaan hingga masa Reformasi seperti sekarang ini belum pernah ada lembaga Kehakiman dan Kejaksaan dikendalikan oleh peranakan China.
ASN dan PNS jelas-jelas dikuasai oleh yang non-keturunan China. Bahkan kampus-kampus negeri sangat jarang kita jumpai ada mahasiswa berperanakan China. Makanya mereka memilih menempuh pendidikan di swasta atau bikin kampus sendiri yang lebih bagus.
Kalau realitas sudah seperti ini maka para anak bangsa keturunan China disuruh kemana? Kita hanya menyisakan satu bidang kepada mereka yaitu bidang ekonomi. Mengapa? Karena kita sendiri yang tidak mampu untuk dapat menguasainya.
Deskripsi keyakinan kita adalah pantang untuk mengejar harta dunia sebab akhirat sesudah kematianlah tujuan kita. Betapa harta tidak akan pernah dibawa mati. Urip sak madyo ae, ojo ngoyo. Jangan menjadikan dunia sebagai tujuanmu. Biar pun usaha tidak terlalu keras yang penting memperbanyak doa, dzikir, dan shalawat. Barangsiapa yang mengejar dunia maka tak ada akhirat bagiannya. Mari kita penuhi masjid-masjid dan semarakkan mimbar-mimbar dakwah.
Akhirulkalam sebagai konklusinya, apalah artinya Sembilan Naga jika Sembilan Gajah, Sembilan Singa, Sembilan Badak, Sembilan Macan Tutul, Sembilan Buaya Sungai dan Darat, Sembilan Manuk Dadali, Sembilan Lele Dumbo, Sembilan Perkutut, Sembilan Gendruwo, Sembilan Mafioso, Sembilan Debt Collector dan Sembilan-Sembilan yang lain kita telah menguasainya? (R. Roland Anziano, SH, cucu dari almarhum Koesno - Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia)
JOE HOO GI

Peringatan Sebelum Berkomentar:
Komentar yang mengarah ketindakan spam atau tidak berkaitan dengan isi artikel tidak akan dipublikasikan.
EmoticonEmoticon