
Ketika membaca artikel berita di Tempo perihal Arab Saudi Umumkan Pecat Ribuan Imam Radikal dan Provokator, maka yang terlintas dalam benak saya tiada lain dan tiada bukan beruntunglah seruan pemecatan kepada ribuan Imam ulama yang terindikasi oleh pemahaman radikalisme ini terjadi di wilayah Negara Arab Saudi dan diumumkan oleh Raja Salman bin Abdul Aziz untuk menangakal propaganda kebencian sebagai biang dari induk terorisme.
Ketika membaca artikel berita tersebut, maka yang terlintas dalam benak saya tiada lain dan tiada bukan beruntunglah seruan pemecatan kepada ribuan Imam ulama yang terindikasi oleh pemahaman radikalisme ini terjadi di wilayah Negara Arab Saudi diumumkan oleh Raja Salman bin Abdul Aziz hasil dari kerjasama antar dua negara Arab Saudi dan Rusia.
Saya tak bisa membayangkan jika seruan pemecatan kepada ribuan Imam ulama ini terjadi di wilayah Negara Indonesia hasil kerjasama antar Indonesia dan Rusia maka dalam hitungan di bawah detik pasti terjadi riakan hujatan berjilid-jilid seruan maksud baik Negara sudah pasti digoreng menjadi issue kebangkitan PKI.
Akhirulkalam, untungnya Raja Salman bukan Presiden Jokowi. (Joe Hoo Gi)
JOE HOO GI

Melalui sajian kolom komentar di bawah sampaikan kepada kami komentar kritik, saran dan pertanyaan Anda yang berkaitan dengan artikel: Untungnya Raja Salman Bukan Presiden Jokowi
Peringatan Sebelum Berkomentar:
Komentar yang mengarah ketindakan spam atau tidak berkaitan dengan isi artikel tidak akan dipublikasikan.
EmoticonEmoticon