
Apa yang terjadi jika masyarakat berubah wataknya menjadi temperamen militeristik dalam menangani setiap persoalan, seolah-olah yang namanya hakim tidak hanya otoritas pengadilan tapi setiap orang bisa menjadi hakim?
Apa ada yang salah pada sistemik masyarakatku sekarang wajah yang santun rupawan berubah menjadi barbarian seolah-olah hukum tertidur lelap terbuai mimpi di padang rimba keberingasan adalah panutan akhir?
Apa ada yang salah pada sistemik warna langit peradaban masyarakat Indonesia konon santun dan beragama kini berangsur-angur menjadi mitos sebab fenomenal yang terjadi amuk persekusi adalah panglima pilihan?
Belum redam keprihatinan kita terhadap korban amuk perkusi masyarakat anak bangsa, betapa korban dijadikan bulan-bulanan lantas dibakar hidup-hidup.
Sekarang keprihatinan terulang kembali anak bangsa dua sejoli ditelanjangi rame-rame diarak bugil di ruang publik.
Masihkah kita lantang berkata betapa kondisi masyarakat kita tampaknya terus terang benderang mengalami krisis agama, tapi ironisnya betapa yang terjadi setiap detik agama telah dijadikan panglima sebagai alat jargon kemenangan dalam penyelesaian setiap persoalan politik, ekonomi, hukum dan sosial? Wallahu'Alam Bissawab. (Joe Hoo Gi)
JOE HOO GI

Melalui sajian kolom komentar di bawah sampaikan kepada kami komentar kritik, saran dan pertanyaan Anda yang berkaitan dengan artikel: Jika Keberingasan Mengalahkan Kesantunan
Peringatan Sebelum Berkomentar:
Komentar yang mengarah ketindakan spam atau tidak berkaitan dengan isi artikel tidak akan dipublikasikan.
EmoticonEmoticon