Merepair Methode Berpikir Irasional Ricky Fattamazaya
Apakah menurut konsep
berpikir Saudara Ricky Fattamazaya,
jika saya banyak bergaul
dengan penganut Kejawen,
apakah berarti saya seorang Kejawen?
Jika saya banyak bergaul
dengan penganut Syiah,
apakah berarti saya seorang Syiah?
Jika saya banyak bergaul
dengan penganut Ahmadiyah,
apakah berarti saya seorang Ahmadiyah?
Jika saya banyak bergaul
dengan penganut Buddha,
apakah berarti saya seorang Buddha?
Jika saya banyak bergaul
dengan penganut Yahudi,
apakah berarti saya seorang Yahudi?
Jika saya banyak bergaul
dengan penganut Nasrani,
apakah berarti saya seorang Nasrani?
Jika saya banyak bergaul
dengan penganut Kong Hu Chu,
apakah berarti saya seorang Kong Hu Cu?
Bahkan jika saya banyak bergaul
dengan penganut Atheis,
apakah berarti saya seorang Atheis?
Menolak Lupa Kepada Malingsial
Masih ingat dalam pikiran saya ketika Malingsial (istilah plesetan untuk kuosa kata Malaysia yang telah melakukan pencurian atau klaim sepihak terhadap hasil karya kesenian dan kebudayaan Bangsa Indonesia) menginjak-injak harga diri sebuah Bangsa bernama Indonesia yang dimulai pada tahun-tahun sebelum 2009. Segala hasil kesenian dan kebudayaan para anak bangsa Indonesia mendadak secara sepihak diklaim oleh Malingsial sebagai hasil karya kesenian dan kebudayaannya. Dari mulai kerajinan Batik, kesenian Reog khas Ponorogo, kesenian wayang kulit, lagu daerah Rasa Sayange dari Maluku, tari Pendet dari Bali, tari Tortor dan alat musik Gordang Sambilan dari suku Mandailing Sumatera Utara, alat musik Angklung dan masih banyak yang lain. Bahkan masakan khas Padang seperti Rendang dan minuman Cendol pun diklaim sebagai hasil karya anak bangsa Malingsial.
Hate Speech, Bullying Dan Hoax Bukan Bagian Kebebasan Berpendapat
Semakin mendekati pilpres 2019, maka semakin banyak black campaign yang dilakukan oleh pihak yang berseberangan dengan pemerintah sekarang. Satu-satunya cara ampuh untuk melakukan black campaign di era cyber world seperti sekarang ini tiada lain melalui social media yang jangkauannya sangat-sangat luas tanpa batasan ruang dan waktu. Oleh karena itu tidak heran mengapa semakin banyak saja users/admins/pemilik accounts sosmed dan melakukan hate speech, bulling dan hoax berupa tulisan, gambar dan video yang modus operandinya tiada lain sebagai black campaign untuk persiapan sebelum pilpres 2019?
HTI Dan PKS Adalah Setali Tiga Uang
Sejak awal berdirinya Partai Kesejahteraan Sejahtera (PKS) yang semula Partai Keadilan (PK), saya sudah banyak mengetahui kalau Partai Politik ini membawa misi perjuangan Ikhwanul Muslimin yaitu sebuah organisasi keagamaan yang didirikan oleh Hasan Al Bana di Mesir untuk meneruskan misi perjuangan mazhab Wahabi yang diusung oleh Muhammad bin Abdul Wahab dari Saudi Arabia dan kemudian berkembang luas ke pelbagai negara yang memiliki hidden agenda revolusi tanpa melalui sistem Pemilu, yakni merubah secara total sistem Negara Demokrasi menjadi sistem Daulah Khilafah Islamiyah. Kehadiran PKS misi perjuangannya tidak ada beda dengan Hizbut Tahir Indonesia (HTI). Konklusinya, PKS dan HTI adalah mata rantai yang tidak dapat dipisahkan.Jika saya ilustrasikan PKS sebagai mata kanan dan HTI sebagai mata kirinya.
Dari Patung Maria, Yesus, Kwam Im, Murugan Sampai Kwan Sing Tee Koen
Tulisan ini mencoba untuk membedah cara berpikir dari sebagian anak bangsa yang melakukan aksi perlawanan dan meminta Pemerintah Daerah kabupaten Tuban, Jawa Timur untuk melakukan perobohan terhadap patung dewa Kwan Sing Tee Koen. Padahal kondisi yang selama ini terjadi tidak ada keberatan satupun warga lokal di Kabupaten Tuban yang sebagian besar dari kaum Nahdiyin NU terhadap keberadaan patung dewa Kwan Sing Tee Koen (http://www.infomenia.net/2017/08/viralkan-inilah-penjelasan-konflik.html).
Al-Zahra Dibakar Hidup-Hidup Di Tengah Masyarakat Agamisnya
Penjahat kemanusiaankah Al-Zahra sehingga masyarakat Agamisnya teramat kesal lantas merimbakan hukum dengan membakar Al-Zahra hidup-hidup? Penjahat korupsikah al-Zahra sehingga harus dibakar hidup-hidup oleh dan di tengah masyarakat Agamisnya? Apa kesalahan fatal yang diperbuat oleh Al-Zahra sehingga masyarakat Agamisnya harus mengeksekusi Al-Zahra dengan membakarnya hidup-hidup?
Ada Apa Dengan Logika Berpikirmu Mehmet Simsek?
Ada apa dengan logika berpikirmu Mehmet Simsek,jika anda memang peduli kepada krisis kemanusiaan yang menimpa kaum sipil Rohingya, maka beritahukan saja kepada publik kalau ada kekerasan kepada warga muslim Rohingya tanpa harus memprovokasi publik dengan video dan photo hoax yang tidak ada relevansi dan korealsinya dengan kondisi fakta yang sebenarnya.