Jokowi Di Tengah Kegaduhan Jokowiophobia Tagar 2019 Ganti Presiden

· | JOE HOO GI | 18/04/2018
Jokowi Di Tengah Kegaduhan Jokowiophobia Tagar 2019 Ganti PresidenSejak awal Jokowi dilantik menjadi presiden selalu dicari-cari kesalahannya. Tidak ditemukan kesalahan akan tetap selalu dicari-cari sampai dapat, kalau perlu diplintir-plintir dan dimasak-masak sedemikian rupa, sekali lagi pokoknya asal bagaimana yang tidak ada kesalahan akan menjadi sebuah kesalahan

JOEHOOGI.COM - Kendala sebagai ancaman untuk Indonesia pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo tiada lain para Jokowiophobia ingin melakukan perubahan melalui target Pokoknya Asal Bukan Jokowi. Sepak terjang Pokoknya Asal Bukan Jokowi inilah yang acapkali muncul dalam percaturan perpolitikan di Indonesia sekarang. 

Meskipun Jokowi sebagai Presiden telah melakukan berbagai macam kebijakan yang berkeadilan dan pro rakyat tapi tetap saja kebijakannya dipandang hanya sebelah mata sebab tolok ukurnya selama program kebijakannya itu datang dari Jokowi maka kebijakan yang berkeadilan pun tetap dipersepsikan sebagai kebijakan yang tidak berkeadilan, dan kebijakan yang pro rakyat pun tetap dipersepsikan aebagai kebijakan yang serba menindas rakyat. 

Tegasnya bagi mereka yang terjangkit Jokowiophobia selalu menerapkan segala cara yang haram dan irasional akan menjadi halal dan rasional selama target tujuannya Pokoknya Asal Bukan Jokowi.

Sejak awal Jokowi dilantik menjadi presiden sudah selalu dicari-cari kesalahannya oleh para Jokowiophobia. Tidak ada kesalahannya akan tetap selalu dicari-cari sampai dapat, kalau perlu diplintir-plintir dan dimasak-masak sedemikian rupa, sekali lagi pokoknya asal bagaimana yang tidak ada kesalahan akan menjadi sebuah kesalahan. 

Kain putih bersih mengkilap jika terus dibedah-bedah dan dicari-cari nodanya tetap saja akan kelihatan bercak nodanya. Kondisi yang serba akut, irasional dan tidak sehat ini yang menjadi warna langit perpolitikan di Indonesia, khususnya para oposisi yang terus-terusan pantang menyerah dan pantang menyesal selalu bikin kegaduhan dengan target Pokoknya Asal Bukan Jokowi.

Lawan dan kawan oleh di mata para Jokowiophobia tiada lain tolok ukurnya ditentukan Pokoknya Asal Bukan Jokowi, maka akan disebut sebagai mitra kawan politiknya jika target perlawanannya ditujukan kepada pemerintah Jokowi. 

Apapun methode perjuangan yang ditempuhpara Jokowiophobia selama rumusannya Pokoknya Asal Bukan Jokowi sebagai target tujuannya, maka mereka patut dirangkul sebagai bagian mitra kawan perjuangannya. 


Mau pakai cara-cara irasional membabi-buta dengan menebar hate speech, slander, bullyinghoax dan persekusi kalau memang tujuannya Pokoknya Asal Bukan Jokowi, maka tetap menjadi bagian mitra yang harus dibela dan dirangkul. Konklusinya, pokoknya 2019 Ganti Presiden sesuai hatestage yang beredar. 

Mengenai Tagar 2019 Ganti Presiden, saya sungguh tidak dapat memahami cara berpikir orang yang membuat Tagar 2019 Ganti Presiden sebab Indonesia adalah Negara Republik yang sudah barang tentu kepala negaranya adalah Presiden. Mengganti Presiden berarti menolak Republik. Kalau yang dimaksud adalah 2019 mengganti Presiden Jokowi, maka akan lebih tepat jika Tagarnya menjadi Tagar 2019 Pilih Presiden

Konotasi tata bahasa yang tersirat pada Tagar 2019 Ganti Presiden ini berbahaya dalam kelangsungan sistem negara Republik sebab lebih cenderung mendorong warga negara untuk melakukan penolakan kepada Republik sebab Indonesia adalah Negara yang berbentuk Republik yang sudah barang tentu kepala kekuasaan pemerintahannya sesuai Pasal 4 UUD 1945 adalah Presiden. 


Mengganti Presiden berarti mengganti bentuk negara di luar Republik. Aparatur Keamanan Negara dalam hal ini Polri segera bertindak untuk melarang peredaran Tagar 2019 Ganti Presiden. Bentuk Negara Indonesia tidak mengenal Ganti Presiden, melainkan Pilih Presiden setiap 5 tahun sekali dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres). 


Awalnya saya tidak tidak dapat memahami pola pemikiran para Jokowiophobia, tapi dengan perkembangan waktu yang terus menerus menelorkan peristiwa demi peristiwa yang mengisi percaturan perpolitikan di Indonesia masa kini maka akhirnya saya dapat memahami pola pemikiran para Jokowiophobia betapa standar baik-buruk dan salah-benar hanya ditentukan dari sikap Pokoknya Asal Bukan Jokowi sebagai tolok ukurnya. 

Bagi para Jokowiophobia tampaknya sudah tidak dibutuhkan rasionalitas berargumentasi, apa lagi data-data yang objektif kecuali Pokoknya Asal Bukan Jokowi

Perihal puisinya Sukmawati standard baik-buruk dan salah-benar tidak ditentukan dari apa yang telah dikatakan, melainkan pokoknya siapa yang mengatakan. Jika yang mengatakan itu bagian dari Jokowiophobia maka mau salah atau benar dalam mengatakan akan tetap menjadi benar. 

Demikian sebaliknya, jika yang mengatakan itu bukan bagian Jokowiophobia maka mau salah atau benar dalam mengatakan, pokoknya akan tetap menjadi salah.

Pernyataan kontroversial Amien Rais perihal Partai Setan dan Partai Allah bagi para Jokowiophobia dianggap sebagai kebenaran mengingat sosok Amien Rais sama-sama bagian dari  mitra Jokowiophobia. 

Bahkan Rocky Gerung yang menyatakan Kitab Suci Adalah Fiksi bagi para Jokowiophobia tetap dianggapnya sebagai pernyatan yang benar sebab mengingat sosok Rocky Gerung bagian dari mitra Jokowiophobia.

Kalau saja yang menyampaikan perihal Partai Setan dan Partai Allah/ dan Kitab Suci Adalah Fiksi itu bukan Amien Rais dan Rocky Gerung, melainkan Ahok, maka saya pastikan para Jokowiophobia akan melakukan aksi penolakan sembari meneriakkan takbir Allahu Akbar berjilid-jilid ke lapangan Monas.

Tampaknya sportivitas Pemilihan Umum dalam menentukan babak akhir Pilpres 2019 tidak akan mungkin berlaku untuk para Jokowiophobia. Sebab Jokowi yang dipilih berdasarkan mekanisme Demokrasi melalui Pilpres 2014 dari awal mulai dilantik hingga sampai empat tahun usia pemerintahannya selalu saja diperusik agar pemerintah tidak bisa leluasa bekerja maksimal. Lebih merana sakit parahnya lagi agar Jokowi tak perlu mengikuti Pilpres 2019 agar upaya misinya yang pokoknya 2019 Ganti Presiden dapat terlaksana. 

Lebih sembrono kalapnya lagi ada yang berani menyatakan, warga negara yang tidak memilih selain Jokowi akan diusir keluar dari Indonesia. Kondisi kebebasan berpendapat yang serba ngawur dan waton ini jika terus dalam pembiaran, dipelihara dan tidak segera distop maka akan menggelinding secara anarki menjadi bola prahara perpecahan anak bangsa di sana-sini.
Follow JOE HOO GI








Baca Lainnya

    Artikel Terkait