Tak terasa sudah empat puluh tujuh tahun usia pusara kepulangan Gie kepadaNya tapi cita-citamu sampai kini masih aku rasakan sebagai wacana tidak berbalas, mimpi buruk tidak berbatas dan harapan kosong tidak berbelas.
Andai takdir masih berpihak ke nafasmu masihkah kau lantangkan meriam tinta penamu di tengah kokohnya beton tirani rasial sementara peradaban diskriminasi sudah berurat berakar berabad-abad membentuk pola hidup kebencian dalam stereotip kebangsaan?
Betapa kemuliaan idealisme perjuanganmu selalu berakhir di ujung gelisah tanpa jawab tapi sosok kesendirianmu bukan pertama sebagaimana Martin Luther King JR juga tidak kuasa mewujudkan cita-citanya mengolah harapan Amerika multi etnik menjadi kenyataan? (Joe Hoo Gi)
JOE HOO GI

Melalui sajian kolom komentar di bawah sampaikan kepada kami komentar kritik, saran dan pertanyaan Anda yang berkaitan dengan artikel: Dari Gie Sampai Ahok
Peringatan Sebelum Berkomentar:
Komentar yang mengarah ketindakan spam atau tidak berkaitan dengan isi artikel tidak akan dipublikasikan.
EmoticonEmoticon