Jokowiophobia Selalu Mengorek-ngorek Mencari Kesalahan Jokowi

· | JOE HOO GI | 14/09/2018
Jokowiophobia Selalu Mengorek-ngorek Mencari Kesalahan JokowiHanya demi kemauan ambisi para Jokowiophobia: Asal Bukan Jokowi, mereka kibarkan Tagar 2019 Ganti Presiden. Makna Ganti Presiden memiliki denotasi multi tafsir yang bisa diartikan ganti sistem Republik

JOEHOOGI.COM - Hanya demi menuruti kemauan ambisi para Jokowiophobia: Asalkan Bukan Jokowi, para Jokowiophobia ikhlaskan aneka pemicu kegaduhan yang acap ditabuh-tabuhkan seperti genderang mau berperang hingga sampai nilai-nilai kebangsaan harus lari terbirit-birit dan sambil terkencing-kencing di celana lantas sesama para anak bangsa tahu-tahu terbelah menjadi dua sisi kutub fauna, Kecebong dan Kampret. 

Lagi-lagi makhluk hidup made in Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa sebab dan akibat yang jelas mendadak menjadi makhluk yang terhinakan oleh mereka yang konon mengaku pembela Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sejak awal saya menolak memakai idiom sebutan Kecebong dan Kampret. Mendingan mengganti idiom sebutan Kecebong dengan idiom sebutan Pro Jokowi. Sedangkan untuk mengganti idiom sebutan Kampret dengan idiom sebutan para Jokowiophobia.

Hanya demi menuruti kemauan ambisi para Jokowiophobia: Asalkan Bukan Jokowi,  sesumbar kegaduhan telah silih berganti dimainkan para Jokowiophobia sesuai kehendak selera tema berita yang dapat untuk dipergaduhkan. 

Berbagai methode kebringasan para Jokowiophobia selalu menempatkan dari peristiwa biasa diplintar-plintir menjadi peristiwa lebay luar, jika perlu menjadi kegaduhan nasional sebagai target harapan para Jokowiophobia. 

Hanya demi menuruti kemauan ambisi para Jokowiophobia: Asalkan Bukan Jokowi,  para Jokowiophobia tiada pernah bosannya bermain memantik api kegaduhan demi kegaduhan hingga kuping  menjadi pekak kopokan akibat para Jokowiophobia mempertaruhkan takbir Allahu Akbar

Para Jokowiophobia ngutruk tidak karuan sembari terus tebarkan pisuhan di sana-sini tapi cangkem para Jokowiophobia masih tega mengumbar  takbir dengan alasan dakwah. Tapi ketika Rule of Law  bertindak sesuai protap yang menjadi tugasnya, mendadak  para Jokowiophobia bengak-bengok ke ummah kalau Rule of Law telah melakukan tindakan kriminalisasi.

Hanya demi menuruti kemauan ambisi para Jokowiophobia: Asalkan Bukan Jokowi,  para Jokowiophobia  kibarkan Tagar 2019 Ganti Presiden. Terasa aneh, mengapa bukan Tagar 2019 Ganti Jokowi? Bukankah makna Ganti Presiden memiliki denotasi multi tafsir yang bisa diartikan Ganti sistem Republik?). 

Para Jokowiophobia terapkan standard ganda, di satu sisi melabrak habis-habisan demokrasi sebagai thogut, tapi di sisi lain para Jokowiophobia tebarkan aksi penolakan Perppu dengan bersembunyi di balik ketiak demokrasi bernama kebebasan berpendapat dan berekspresi yang konon dulu para Jokowiophobia anggap sebagai thogut. 

Para Jokowiophobia tebarkan hasutan kebencian dan fitnah kepada Negara karena membubarkan HTI.. Padahal realitasnya sampai hari ini semua negara  Islam tanpa terkecuali telah menolak Hizbut Tahrir dengan konsep  khilafahnya.

Hanya demi menuruti kemauan ambisi Jokowiophobia: Asalkan Bukan Jokowi,  para Jokowiophobia menyebarkan fitnah dan ranjau hoax di sana-sini dengan harapan agar rakyat turut membenci Kepala Negaranya sendiri. 

Jebakan fitnah dan ranjau hoax para Jokowiophobia ternyata mudah ditebak oleh rakyat terbukti Jokowi  masih  tebar pesona dicintai oleh rakyatnya di sana-sini. Terbukti jajak pendapat yang terus digalakkan oleh lembaga-lembaga survey berulangkali menunjukkan betapa prosentase suara untuk Jokowi tetap saja berada di urutan atas. 

Hanya demi menuruti kemauan ambisi para Jokowiophobia: Asalkan Bukan Jokowi,  para Jokowiophobia seharusnya sadar betapa teror issue-issue murahan seperti issue Asing dan Aseng, Kriminalisasi Ulama, keturunan PKI sampai issue  Tagar 2019 Ganti Presiden ternyata tidak bisa menjadi opsi mujarab  para Jokowiophobia untuk melengserkan Jokowi.

Suka tidak suka kita harus sportif betapa  Jokowi terpilih secara konstitusional melalui Pemilihan Umum dengan melibatkan langsung suara mayoritas rakyat yang memilihnya. Apalagi vox populi vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan.

Hanya demi menuruti kemauan ambisi para Jokowiophobia Asalkan Bukan Jokowi,  para Jokowiophobia tiada pernah jemu-jemunya memainkan teror fitnah murahan dengan menyulut sumbu kemarahan aksi mahasiswa agar dapat melenceng menurunkan Jokowi.

Issue melemahnya Rupiah atas Dollar telah dimasak dengan aneka bumbu penyedap rasa menjadi adonan yang mujarab dengan harapan dapat melengserkan Jokowi di tengah jalan sebab dengan issue menguatnya dollar terhadap rupiah dapat dijadikan studi kasus seperti Krismon 1998 yang dapat melengserkan Suharto. 

Dalil gotak gatik gatuk para Jokowiophobia selalu berpikir kalau Suharto bisa rontok seperti bunga Flamboyan, mengapa sekelas Jokowi tidak bisa dimakzulkan?  Aneh, dollar yang merangkak besit 600% dari Rupiah di era Krismon 1998 lantas bisa-bisanya para oposan samakan dengan kondisi  dollar sekarang yang hanya merangkak 16%? 

Bagaimana para Jokowiophobia bisa menyamakan Suharto yang berkuasa 32 tahun yang dipilih melalui ketetapan MPR tanpa melibatkan vox populi vox dei justru oleh para Jokowiophobia disamakan dengan Jokowi yang terbukti melibatkan vox populi vox dei? 

Suharto selama karir aji mumpung kekuasaannya membangun ratusan jaringan perusahaan kerajaan bisnis monopoli anak-anaknya, sedangkan Jokowi tidak melibatkan anak-anaknya kecuali anak-anaknya berswasembada merogoh kocek sendiri untuk jualan martabak dan kue pisang goreng.

Hanya demi menuruti kemauan ambisi Jokowiophobia: Asalkan Bukan Jokowi, pada akhirnya membuat saya capek untuk membahasnya lagi sebab sampai Tahun Kuda tidak akan pernah ada habisnya selalu mengorek-ngorek mencari kesalahan Jokowi siapa tahu  para Jokowiophobia bisa menemukan kesalahan Jokowi. 

Kalau memang  Jokowi dirasa kebak kesalahan oleh para Jokowiophobia, maka tak usah kawatir sebab pasti rakyat mayoritas tidak akan memilihnya kembali. Terpilih atau tidaknya Jokowi nanti dapat dibuktikan nanti melalui pertarungan secara fair dalam kancah media konstitusi Pemilu yang sehat. Kalah atau menangnya Jokowi wajib legowo dan sportif. Jadi stop tak perlu lagi para Jokowiophobia mengorek-ngorek selalu mencari kesalahan Jokowi.  Wallahu a'lam bish-shawabi.
Follow JOE HOO GI







Baca Lainnya

    Artikel Terkait