Jangan Subversibkan Kata-Kata Sebagai Makar

Jangan Subversibkan Kata-Kata Sebagai Makar

Begitu mudahnya kita melakukan pass judgment on terhadap hak kebebasan kata-kata kepada sesama anak bangsa sendiri dengan dakwaan makar. Bukan karena mereka yang dimakarkan terbukti sebagai milisi bersenjata yang akan menggulingkan pemerintah, melainkan mereka yang dimakarkan karena persoalan perbedaan selera memainkan hak kebebasan kata-kata saja.

Pasca 17 April 2019: Semoga Badai Cepat Berlalu

Pasca 17 April 2019: Semoga Badai Cepat Berlalu

Akibat jelang pilpres 2019, hubungan silahturahim menjadi terganggu. Pergaulan hidup antar anak bangsa mendadak kehilangan selera kemesraan. 

Sejarah Pionir Di Stadion Utama Gelora Bung Karno 7 April 2019

Terlepas siapa paslonnya dan apa visi misinya. Tapi yang jelas dalam sepanjang sejarah perkampanyean di Indonesia hanya baru kali ini sejarah pionir menorehkan tinta catatannya kampanye pilpres 2019 pada paslon tertentu telah melibatkan massa akbar signifikan tumpah ruah meluber di tiap jengkal ruang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada tanggal 7 April 2019 tanpa harus mengandalkan dana APBN, APBD dan BUMN.

Reuni 212 Antara Paranoid dan Antisipasi

Reuni 212 Antara Paranoid dan Antisipasi

Tidak ada yang perlu ditakutkan dari aksi Reuni 212 yang telah melibatkan kekuatan massa yang massif, kecuali Negara dan sebagian komponen bangsa yang lain hanya mengantisipasi dari segala kemungkinan yang buruk agar kebebasan berkumpul menyampaikan pendapat di depan umum yang melibatkan mobilization of large mass forces tidak terprovokasi untuk mengulangi kembali event of bloody social conflict yang beberapa kali pernah mengguncang sejarah sistem percaturan perpolitikan nasional.

Menolak Lupa Wiji Thukul Di Pilpres 2019

Saya tidak peduli siapa yang telah melenyapkan kehidupan Wiji Thukul. Sebab apalah artinya makna kepedulianku, kepedulian keluarga dan kepedulian kawan-kawannya jika terbukti selama 20 tahun mereka yang berjuang untuk mengungkap tabir peristiwa kejahatan kemanusiaan ini selalu saja kandas sia-sia tiada berbekas di ujung kesabaran tanpa batas.

Teken Menolak Equality Before of Law Jika Terpilih Menjadi Presiden

Teken Menolak Equality Before of Law Jika Terpilih Menjadi Presiden

Jauh sebelum diputusnya Ijtima Ulama II memberikan dukungan kepada bakal calon presiden Prabowo Subianto dan bakal calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno, maka saya jauh-jauh hari sudah dapat begitu mudah memprediksinya. Alasan saya simple saja, jauh awal mereka yang tergabung dalam Ijtima Ulama adalah orang-orang yang track records mereka berada di kubu barisan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) yang notabene berada di kubu  yang selalu mengorek-orek hingga sampai mengais-ngais mencari kesalahan Jokowi sebagai Presiden, jadi tidak mungkin Ijtima Ulama akan menjatuhkan pilihan kepada Jokowi, meskipun bakal cawapres dari Jokowi adalah Amin Ma'ruf yang notabene a big ulama figure.

Mengorek-ngorek Mencari Kesalahan Jokowi

Mengorek-ngorek, Mencari Kesalahan Jokowi

Hanya demi menuruti kemauan ambisi kekuasaan Asalkan Bukan Jokowi, para oposan ikhlaskan aneka pemicu kegaduhan yang acap ditabuh-tabuhkan seperti genderang mau berperang hingga sampai nilai-nilai kebangsaan harus lari terbirit-birit dan kadang meneng-meneng sambil terkencing-kencing di celana lantas sesama para anak bangsa tahu-tahu terbelah menjadi dua sisi kutub fauna, Kecebong dan Kampret. 

Aku Tidak Setuju Tagarmu Tapi Kamu Tetap Kawanku

Aku Tidak Setuju Tagarmu Tapi Kamu Tetap Kawanku

Tidak sedikit dari kawan-kawan saya bertanya kepada saya perihal sikap saya dalam menghadapi fenomenal Tagar 2019 Ganti Presiden. Saya beritahu kepada mereka kalau saja mereka mau mengikuti tulisan-tulisan di blog saya, maka saya yakin mereka tidak akan bertanya lagi perihal sikap saya menghadapi Tagar 2019 Ganti Presiden kepada saya.

Membangun Hasil Polling Sesat Via Software Robot

Membangun Hasil Polling Sesat Via Software Robot

Konon methode pengumpulan data melalui jajak pendapat atau polling  sebelum sarana internet mewabah seperti sekarang hanya bisa dilakukan dengan cara berinteraksi secara langsung face to face kepada para responden yang menjadi sampelnya. Tapi sejak information technology menjadi konsumsi publik sehari-hari, maka methode pengumpulan data polling pun turut mengikuti perubahan. Para penyelenggara polling ketika berinteraksi kepada para responden yang menjadi sampelnya hanya cukup melalui electronic mail (e-mail),  account social media  dan internet protocool address (IP).

Memahami Tinju Seorang Jokowi

Masih ingat kasus perkelahian Muhamad Irfan Bahri untuk membela diri dari ancaman serangan para begal di jalan? Irfan terpaksa berkelahi untuk membela diri sebab jika Irfan tidak melakukan pembelaan diri, maka yang terjadi Irfan yang mati di tangan para begal. Silahkan baca kembali tulisan saya berjudul Bebaskan Irfan Mau Tunggu Apa Lagi? melalui blog ini.

Melebarkan Pintu Maaf Sesama Anak Bangsa

Melebarkan Pintu Maaf Sesama Anak Bangsa
Kepada kawan-kawanku sesama para blogger, instagrammer, facebooker, twitterati, telegrammer, whatsApper dan youtuber dalam krisis kebangsaan yang sama-sama kita rasakan beberapa bulan belakangan ini hingga anak-anak bangsa saling berlomba menebar kebencian dan berujung nyaris melupakan warna bendera sendiri. Sementara Ibu Pertiwi telah menjadi ibu tiri di negeri sendiri.

Kekacauan Tata Bahasa Tagar 2019 Ganti Presiden

Kekacauan Tata Bahasa Tagar 2019 Ganti Presiden

Terhadap maraknya Tagar 2019 Ganti Presiden yang bergulir ke tengah masyarakat akhir-akhir ini, saya anggap sebagai kekacauan tata bahasa jika tidak mau disebut sebagai tindak pengingkaran terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebab memiliki kandungan multi tafsir yang bisa dibelokkan pengertiannya sebagai wujud pengingkaran terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

Jokowi Di Tengah Kegaduhan Tagar 2019 Ganti Presiden

Kendala sebagai ancaman untuk Indonesia pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo tiada lain para oposisinya ingin melakukan perubahan melalui target Pokoknya Asal Bukan Jokowi. Sepak terjang Pokoknya Asal Bukan Jokowi inilah yang acapkali muncul dalam percaturan perpolitikan di Indonesia sekarang. 

Prabowo Syndrome Fictophillia

Raoul ObermanChairman Mc Kinsey Global Institute, menyampaikan kajiannya pada acara KEN bertajuk Penyatuan Visi Bersama Menuju Indonesia Maju 2030 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, pada tanggal 13 November 2012 memprediksikan jika Indonesia pada tahun 2030 sudah bukan lagi sebagai Negara berkembang melainkankan akan menjadi negara maju.

Kecebong Versus Konspirasi

Kecebong Versus Konspirasi

Kadang aku tidak dapat memahami apa maksud tersembunyi pada kata kecebong yang akhir-akhir lagi ngetrend. Aku mencoba untuk bertanya tapi jawabnya tetap sama yaitu salah satu makhluk hidup ciptaan Allah SWT sebelum menjadi seekor katak. Lantas mengapa kecebong harus dinistakan? Adakah yang salah pada ciptaan Allah SWT ini sehingga para ulama punturut menista-nistanya?

Hate Speech, Bullying Dan Hoax Bukan Bagian Kebebasan Berpendapat

Hate Speech, Bullying Dan Hoax Bukan Bagian Kebebasan Berpendapat

Semakin mendekati pilpres 2019, maka semakin banyak black campaign  yang dilakukan oleh pihak yang berseberangan dengan pemerintah sekarang. 

Jika Jokowi Harus Merajut Kebangsaan

Jika Jokowi Harus Merajut Kebangsaan

Jika kesendirian seorang Presiden di negeri yang multikultural tapi terbalut oleh kesunyian kebangsaan, maka doa-doamu adalah jalan keluarmu yang aku dengar di antara riakan caci maki sebagian anak bangsa kepadamu.

Dapatkan Pemberitahuan Setiap Ada Artikel Terbaru